
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
MADU DAN RACUN
Islam Sepakah Bahwa Setiap Perbuatan Ada Balasannya
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya, Dan barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya
pula (Q.S. Al-Zalzalah [99] :7-8)
Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka
(pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan
jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri (Q.S. Al-Fushilat [41] :46)
Namun kadang kala sebagian dari balasan itu terjadi di dunia dan sebagian terjadi di akhirat.
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah
disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri dan Allah memaafkan sebagian
besar (dari kesalahan-kesalahanmu)Dan kamu tidak dapat melepaskan diri
(dari azab Allah) di muka bumi” (Q.S. Asy-Syuura [42] :30-31)
Sebagaimana pepatah : “siapa menebar angin ia akan menuai
badai’. Maka musibah di dunia seperti banjir, longsor, global warming,
efek rumah kaca, menipisnya lapisan ozone, adalah akibat dari kerusakan
yang dibuat oleh tangan manusia.
Dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana
disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat
tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. (Q.S. Ar-Ra’d
[13] :31)
Barang Siapa Membuat Kesusahan Akan Mendapat Kesusahan
Sebagian dari konsep timbal balik, take and give, dijelaskan oleh Islam dalam contoh praktis kehidupan sehari-hari.
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rumh berkata,
telah memberitakan kepada kami Al Laits bin Sa’d dari Yahya bin Sa’id
dari Muhammad bin Yahya bin Habban dari Lulu’ah dari Abu Shirmah dari
Rasulullah s.a.w, beliau bersabda: “Barangsiapa berbuat kemadlaratan
maka Allah akan memberinya madlarat, dan barangsiapa membuat kesusahan
pada orang lain maka Allah memberinya kesusahan.” (H.R. Ibnu Majah No.
2333)
Nashiruddin Al-Albani mengatakan hadits di atas hasan.
Dari Abu Shirmah r.a. bahwa Rasulullah s.a.w.bersabda: “ Barangsiapa
menyengsarakan seorang muslim, Allah akan menyengsarakan dirinya dan
barangsiapa menyusahkan seorang muslim, Allah akan menimpakan kesusahan
kepadanya.” (H.R. Abu Dawud dan Tirmidzi) Menurut Tirmidzi hadits ini
hasan shahih.
Dari Abu Hurairah r.a.bahwa Rasulullah s.a.w.bersabda:
“Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan dunia,
Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat; barangsiapa
memudahkan seorang yang mendapat kesusahan, Allah akan memudahkan
urusannya di dunia dan akhirat; dan barangsiapa menurutpi (aib) seorang
muslim, Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan Akhirat; dan Allah
selalu akan menolong hambanya selama ia menolong saudaranya.” (H.R.
Muslim)
Dari Ibnu Umar r.a. Rasulullah s.a.w. bersabda :Barang
siapa yang membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan memenuhi
keperluannya. (H.R. Muslim No.4677)
Barangsiapa mengintai-ngintai (menyelidiki) keburukan
saudaranya semuslim maka Allah akan mengintai-intai keburukannya.
Barangsiapa diintai keburukannya oleh Allah maka Allah akan
mengungkitnya (membongkarnya) walaupun dia melakukan itu di dalam
(tengah-tengah)rumahnya. (H.R. Ahmad)
Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala)
sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat
maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan
kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)
(Al-An’am 160).
Dalam hadis riwayat Ahmad juga disebutkan bahwa jika kita
melakukan kebaikan maka pahalanya dilipatgandakan 10 hingga 700 kali,
tetapi jika melakukan keburukan maka dosanya hanya satu kali. Jika kita
berniat melakukan keburukan tetapi tidak jadi melakukannya maka
memperoleh satu kebaikan.
Seseorang yang meninggalkan keburukan karena Allah swt maka
dia memperoleh satu kebaikan. Jika meninggalkan keburukan karena lupa
untuk melakukannya maka tidak memperoleh apa-apa (pahala atau dosa).
Tapi jika meninggalkan keburukan karena gagal melakukannya setelah
berusaha sekuat tenaga maka sama seperti orang yang melakukan keburukan.
Ayat yang mulia diatas menunjukkan kasih sayang Allah swt
kepada hambanya, jika berbuat baik maka Allah swt akan membalasnya
berlipat ganda, sedangkan jika berbuat keburukan maka dibalas hanya
dengan satu kali saja.
Rujukan: Tafsir Ibnu Katsir
“SEBESAR DZARAHPUN KITA MENGERJAKAN KEBAIKAN ATAU MENGERJAKAN KEJAHATAN NISCAYA KITA AKAN MELIHAT (BALASAN)NYA”
? Alhamdulillah jumpa lagi kita (lewat tulisan) sesuai
judul tulisan (religius) ini tersebut diatas, semoga bermanfaat,
menyejukkan, menjadi, sebagai tambahan ilmu dan yang paling diniatkan
oleh penulis yaitu sebagai sarana syiar dakwah nilai-nilai Islam kian
dapat tersebarluaskan.
Sidang pembaca, sebelum kita mulai membahas materi kita ini,ingin saya mengingatkan bahwa dalam soal dosa Al-Qur`an menjamin seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. (Lihat suratAl-An`am ayat 164). Sementara dalam suratAn-Najm ayat 39 dengan jelas Al-Qur`an menerangkan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.
* Sekarang kita simak, kita perhatikan FirmanAllah SWT setentang ganjaran akan perbuatan seseorang seperti berikut:
* FirmanNya:
Sidang pembaca, sebelum kita mulai membahas materi kita ini,ingin saya mengingatkan bahwa dalam soal dosa Al-Qur`an menjamin seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. (Lihat suratAl-An`am ayat 164). Sementara dalam suratAn-Najm ayat 39 dengan jelas Al-Qur`an menerangkan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.
* Sekarang kita simak, kita perhatikan FirmanAllah SWT setentang ganjaran akan perbuatan seseorang seperti berikut:
* FirmanNya:
Artinya:” Barangsiapa yang mengerjakankebaikan seberat
dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasannya). Dan barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun niscaya dia akan melihat
(balasannya) pula.” (QS:Az-Zalzalah:7-8)
Rasulullah SAW menyatakan bahwa cakupan ayat ini luas, umum
dan melingkupi dua masalah sekaligus, dalam dan sarat makna. Imam
Ahmad meriwayatkan dari Sha`sha`ahbin Mu`awiyah ( paman Al-farazdaq)
bahwasanya ia menghadap Rasulullah SAW. Dihadapan beliau ia membaca dua
ayat tersebut. Rasulullah SAW berkata:” Cukuplah bagiku. Aku tak
perduli jika tidak mendengar yang lain. (HR.Ahmad)
Dua ayat diatas memberikan batasan yang jelas dalam masalah tanggung jawab. Balasan adalah resiko dari tanggung jawab yang harus dipikul. Jika melakukan perbuatan baik, balasan yang diterima juga baik. Sebaliknya jika melakukan perbuatan buruk maka balasan yang diterima juga buruk.Allah SWT berfirman:
* Artinya:” Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat maka tidaklah dirugikan seseorang sedikitpun. Dan jika (amalan) itu hanya seberat biji sawipun pastiKami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan. (QS:An-Anbiya:47)
Dalam hal ini sangat jelas Al-Qur`an menerangkan balasan tiap-tiap perbuatan, baik atau buruk yaitu sesuai FirmanNya:
Dua ayat diatas memberikan batasan yang jelas dalam masalah tanggung jawab. Balasan adalah resiko dari tanggung jawab yang harus dipikul. Jika melakukan perbuatan baik, balasan yang diterima juga baik. Sebaliknya jika melakukan perbuatan buruk maka balasan yang diterima juga buruk.Allah SWT berfirman:
* Artinya:” Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat maka tidaklah dirugikan seseorang sedikitpun. Dan jika (amalan) itu hanya seberat biji sawipun pastiKami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan. (QS:An-Anbiya:47)
Dalam hal ini sangat jelas Al-Qur`an menerangkan balasan tiap-tiap perbuatan, baik atau buruk yaitu sesuai FirmanNya:
*Allah SWT berfirman:
Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan amal sholeh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS:An-Nahl:97)
Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan amal sholeh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS:An-Nahl:97)
Dalam ayat diatas, Allah SWT memberikan jaminan balasan
ketentraman bagi amal sholeh yang dikerjakan atas dasar iman.
Ketentraman yang berupa kehidupan indah tersebut bukan hanya diperoleh
diakherat semata, lebih dari itu juga bisa dirasakan didunia. Untuk
mengukuhkannya Allah SWT berfirman:
* Artinya: Dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada
mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.”
Dengan kata lain, amal sholeh tidak hanya mendatangkan kebahagiaan setelah selesai dikerjakan, akan tetapi ia juga memberikan ketenangan jiwa, ketentraman hati, seta kebahagiaan perasaan saat dikerjakan. Allahkemudian menerangkan tiap penyangga kebaikan, salah satu diantaranya adalah taqwa, firmanNya: Artinya:” Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki yang tiada disangka-sangka.” (QS:Ath. Thalaq:2-3)
Jadi, sidang pembaca. Taqwa dapat menghilangkan rasa gundah, serta menepis semua rasa resah dan gelisah. Dalam surat yang lain Allah SWT menjelaskan manfaat taqwa: FirmanNya: Artinya:” Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.” (QS:Al-A`raf:96)
Berdasarkan ayat ini dapat disimpulkan, bahwa ketaqwaan tidak hanya memberi manfaat kepada diri yang melakukan, tetapi memberi manfaat kepada masyarakat secara keseluruhan. Perbuatan buruk atau keji juga memiliki konsekwensi tertentu.
Allah SWT berfirman: Artinya: Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.” (QS.Al-Muthafifin:1-3)
Kecelakaan dalam ayat ini, maksudnya adalah kerugian besar dan tidak adanya kebahagiaan. Petaka ini akan didapatkan semua orang yang berlaku curang, mengambil tambahan jika menakar untuk dirinya dan mengurangi jika menimbang untuk orang lain.
Seorang pegawai dianggap curang jika ia tidak mengerjakan tugas sebagaimana mestinya. Guru berlaku curang jika tidak menjalankan tugas mendidik seperti yang dibebankan padanya. Seorang pekerja berlaku curang apabila ia tidak ahli dalam pekerjaannya.
Tidak diragukan lagi, Allah menuntut keahlian seseorang dalam mengerjakan tugas yang dikerjakannya. Seorang pembuat barang tertentu dianggap berlaku curang jika ia tidak mengerjakan pembuatan barang sebagaimana dipesankan kepadanya. Seorang pelajar terhitung berlaku curang bila tidak menunaikan kewajiban dalam belajar sebaik mungkin.
Semua perbuatan curang akan mendapatkan balasan yang setimpal. Sidang pembaca mungkin ada yang bertanya perbuatan baik apa yang harus dilaksanakan dan perbuatan buruk mana yang harus dijauhi? Dua macam perbuatan ini sejatinya telah diterangkan secara lengkap oleh Allah SWT dalam kitabNya dan dijelaskan secara gamblang oleh utusanNya. Maka, apabila orang mukmin karena iman yang tertanam dalam sanubarinya mengerjakan segala yangAllah perintahkan dan menjauhi semua yangAllah larang, berarti ia telah berpegang teguh pada tali Allah.
* Sesuai FirmanNya:
Artinya:” Barangsiapa yang berpegang teguh pada tali agama Allah maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.(QS:Ali-Imron:101)
Dengan kata lain, amal sholeh tidak hanya mendatangkan kebahagiaan setelah selesai dikerjakan, akan tetapi ia juga memberikan ketenangan jiwa, ketentraman hati, seta kebahagiaan perasaan saat dikerjakan. Allahkemudian menerangkan tiap penyangga kebaikan, salah satu diantaranya adalah taqwa, firmanNya: Artinya:” Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki yang tiada disangka-sangka.” (QS:Ath.
Jadi, sidang pembaca. Taqwa dapat menghilangkan rasa gundah, serta menepis semua rasa resah dan gelisah. Dalam surat yang lain Allah SWT menjelaskan manfaat taqwa: FirmanNya: Artinya:” Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.” (QS:Al-A`raf:96)
Berdasarkan ayat ini dapat disimpulkan, bahwa ketaqwaan tidak hanya memberi manfaat kepada diri yang melakukan, tetapi memberi manfaat kepada masyarakat secara keseluruhan. Perbuatan buruk atau keji juga memiliki konsekwensi tertentu.
Allah SWT berfirman: Artinya: Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.” (QS.Al-Muthafifin:1-3)
Kecelakaan dalam ayat ini, maksudnya adalah kerugian besar dan tidak adanya kebahagiaan. Petaka ini akan didapatkan semua orang yang berlaku curang, mengambil tambahan jika menakar untuk dirinya dan mengurangi jika menimbang untuk orang lain.
Seorang pegawai dianggap curang jika ia tidak mengerjakan tugas sebagaimana mestinya. Guru berlaku curang jika tidak menjalankan tugas mendidik seperti yang dibebankan padanya. Seorang pekerja berlaku curang apabila ia tidak ahli dalam pekerjaannya.
Tidak diragukan lagi, Allah menuntut keahlian seseorang dalam mengerjakan tugas yang dikerjakannya. Seorang pembuat barang tertentu dianggap berlaku curang jika ia tidak mengerjakan pembuatan barang sebagaimana dipesankan kepadanya. Seorang pelajar terhitung berlaku curang bila tidak menunaikan kewajiban dalam belajar sebaik mungkin.
Semua perbuatan curang akan mendapatkan balasan yang setimpal. Sidang pembaca mungkin ada yang bertanya perbuatan baik apa yang harus dilaksanakan dan perbuatan buruk mana yang harus dijauhi? Dua macam perbuatan ini sejatinya telah diterangkan secara lengkap oleh Allah SWT dalam kitabNya dan dijelaskan secara gamblang oleh utusanNya. Maka, apabila orang mukmin karena iman yang tertanam dalam sanubarinya mengerjakan segala yangAllah perintahkan dan menjauhi semua yangAllah larang, berarti ia telah berpegang teguh pada tali Allah.
* Sesuai FirmanNya:
Artinya:” Barangsiapa yang berpegang teguh pada tali agama Allah maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.(QS:Ali-Imron:101)
Akhir dari tulisan ini ingin saya menyampaikan dua buah Hadist setentang berbuat kebajikan.
* Dari Sa`ad ibnu Abu Waqqash ra yang menceritakan:
“ Ketika kami berada dihadapan Rasulullah SAW, beliau bersabda:” Apakah seorang diantara kalian tidak mampu menghasilkan 1000 (seribu) kebaikan setiap harinya? Maka ada seorang dari kalangan orang-orang yang duduk bersamanya bertanya:” Bagaimana caranya untuk menghasilkan 1000 (seribu) kebaikan? Nabi SAW bersabda:” Hendaknya ia membaca 1000 (seribu) kali tasbih maka dicatatkan baginya 1000 (seribu) kebaikan atau dihapus dari 1000 (seribu) kesalahan (dosa)” (HR.Muslim)
* Dari Sa`ad ibnu Abu Waqqash ra yang menceritakan:
“ Ketika kami berada dihadapan Rasulullah SAW, beliau bersabda:” Apakah seorang diantara kalian tidak mampu menghasilkan 1000 (seribu) kebaikan setiap harinya? Maka ada seorang dari kalangan orang-orang yang duduk bersamanya bertanya:” Bagaimana caranya untuk menghasilkan 1000 (seribu) kebaikan? Nabi SAW bersabda:” Hendaknya ia membaca 1000 (seribu) kali tasbih maka dicatatkan baginya 1000 (seribu) kebaikan atau dihapus dari 1000 (seribu) kesalahan (dosa)” (HR.Muslim)
* Dan Hadist masih dari imam Muslim dengan sedikit
perbedaan redaksi: Bahwa bersabdaRasulullah SAW: “ Artinya) orang yang
membaca tasbih (subhanallah) 1000 (seribu) kali maka ditulis baginya
dengan 1000 (seribu) kebaikan atau dihapuskan dari orang yang membaca
tasbih itu dari 1000 (seribu) kesalahan (dosa). (HR.Muslim)
Sampai disini saya sudahi tulisan saya, terima kasih
atas segala perhatian serta mohon maaf apabila terdapat kesalahan. Jumpa
lagi kita insya Allah dikesempatan lain tentu saja dengan tulisan
(religius) saya yang lain.Wa afwa minkum wassalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
* Bahan-bahan (materi) diambil dan dikutip dari
buku: Terapi dengan Zikir. Mengusir kegelisahan dan merengkuh ketenangan
jiwa. Oleh:Dr Abdul Halim Mahmud
Tanya-Jawab
Tanya : Ustadzah mau tanya
di dlm al qur an menjamin seorang yg berdosa tdk akn memikul dosa orang lain
di dlm al qur an menjamin seorang yg berdosa tdk akn memikul dosa orang lain
YG sy tanya kan,,,
Knp ortu menanggung dosa anak,
Knp jika mengajari seseorang berbuat jelek, kita jga dpat dosa dari org tersebut,jika orang tersebut melakukan kejelekan atas ajaran kita?
Knp ortu menanggung dosa anak,
Knp jika mengajari seseorang berbuat jelek, kita jga dpat dosa dari org tersebut,jika orang tersebut melakukan kejelekan atas ajaran kita?
Jawab
: didalam Al qur'an benar kita tdk menanggung dosa org lain... akan ttp
dosa anak yg blm baligh mnjd tanggungan org tua nya karena apa???? Anak
adalah AMANAH ALLAH yg harus dijaga...
Contoh... anti punya seekor anak kucing yg sangat anti
sayangi... lalu krn sesuatu hal anti harus kuliah diluar kota dan tdk
memungkinkan utk mbawa kucing tsb....
Lalu....
Sahabat anti yg merawat krn anti menitipkan... berikut makanan dan kebutuhan vaksing si pus meong...
Sahabat anti yg merawat krn anti menitipkan... berikut makanan dan kebutuhan vaksing si pus meong...
Sebulan kemudian anti plg melihat kucing itu kurus dan
sakit2an... kira2 siapakah yg anti salahkan? Sahabt anti atau kucing yg
anti salahkan????
Lalu mengenai mengajari keburukan ... jangankan Allah yg
marah... kita pun sbg manusia pasti kesal melihat anak yg kita sayangi
diajari hal yg buruk olh kawannya.... maka pantas yg membawa kezaliman
itu kawannya....
Tugas kita utk kemaslahatan ada di ayat :
Allah SWT berfirman QS At- Taubah 9:71:
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ
بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ
وَرَسُولَهُ ۚ أُولَٰئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ
حَكِيمٌ
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma´ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS: At-Taubah Ayat: 71).
Syaikh Ibnu Utsaimin ra mengatakan, "Di dalam ayat ini terdapat dalil bahwasanya tugas amar ma'ruf nahi munkar bukan hanya khusus bagi laki-laki saja, bahkan kaum wanita juga wajib untuk memerintahkan kebaikan dan mencegah dari yang munkar. Akan tetapi, hal itu dilakukan di medannya kaum wanita, perkumpulan kaum wanita, bukan di perkumpulan kaum lelaki atau di pasar yang banyak kaum lelakinya."
Mencegah kemungkaran adalah wajib..
doa Kafaratul majelis
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
==========================================
REKAP KAJIAN ONLINE HAMBA ALLAH UMMI M3
Senin, 24 Agustus 2015Balasan Amal
Ustdzah. Widya salsabila
Admin : Dany & Retno
Notulen : Devi

Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment